PENDAHULUAN:
17 Agustus 1945 adalah hari yang bahagia bagi seluruh rakyat
Indonesia. Kenapa tidak, mengingat
kembali ke belakang (sejarah) ada rentang waktu yang mengukir masa gelap bagi
bangsa Indonesia yaitu berada dalam penjajahan.
Selama dijajah, masyarakat tidak dapat menikmati kehidupan yang
layak. Salah satunya adalah mereka
menikmati hasil bumi mereka seperti seorang pencuri. Hanya orang-orang tertentu yang dekat dengan
penjajah yang dapat menikmati kehidupan bahkan pendidikan yang layak. Peribahasa “Habis Terang Terbitlah Terang”
dapat disepadankan dengan sejarah bangsa ini yaitu setelah menderita berganti
dengan kebahagiaan. Demikian juga dengan
sejarah Israel pada Zakaharia 9-10:12, setelah mengalami pendisplinan dari
Tuhan yang merupakan masa gela bagi mereka, akhirnya mereka dipulihkan oleh
Tuhan.
Kedua
peristiwa di atas tidak jauh berbeda dengan perjalanan iman kita sebagai orang
percaya. Ada masa-masa gelap yang boleh
terjadi untuk kita lalui, apakah itu sakit penyakit, kemerosotan ekonomi,
dikhianati atau ditinggalkan orang yang kita kasihi dan lain-lain; namun yang
pasti masa gelap itu tidaklah untuk selama-lamanya. Masa itu akan berlalu pada waktunya dan akan
tergantikan oleh terang. Kita akan
belajar dari Firman Tuhan dengan tema “habis gelap terbitlah terang” Zakharia
9-10:12.
Kata
Kunci: Gelap terbit Terang.
Isi Khotbah:
Apakah kebenaran-kebenaran yang termuat dalam habis
gelap terbitlah terang menurut Zakaharia 9-10:12?
Ada tiga hal kebenaran-kebenaran yang termuat dalam
habis gelap terbitlah terang menurut Zakharia 9-10:12, yaitu:
1. Pembebasan
Tuhan (9:1-8)
Penjelasan:
Pembebasan dari kata dasar bebas yaitu
tidak terikat/merdeka. Sedangkan
pembebasan adalah prosesnya/caranya.
Tuhan mengadakan pembebasan terhadap umat-Nya, yang ditandai dengan:
a. Penghukuman,
yaitu Tuhan menghukum bangsa-bangsa yang menindas sehingga menyebabkan masa
gelap bagi umat-Nya (ayat 1-7).
b. Penyertaan,
yaitu Tuhan ada bersama-sama dengan umat-Nya dan menjadi tentara yang
berjaga-jaga untuk menghalau musuh yang ingin menindas umat-Nya (ayat 8)
Penggambaran:
Seorang
gembala, ia bersama-sama dengan domba-dombanya dan mengawasinya dari binatang
buas yang mau memangsa domba-domba itu.
Ia akan bertarung dan menyebabkan kekalahan kepada binatang buas yang
menerkam domba-dombanya.
Penegasan:
Hanya
Tuhan yang mampu membebaskan umat-Nya dengan sempurna dari masa-masa gelap
akibat penindasan dengan cara Ia sendiri bersama-sama dengan umat-Nya dan menjadi
tentara perang yang berjaga-jaga melindungi umat-Nya.
Penerapan:
Mari
belajar menggunakan pembebasan yang Tuhan beri dengan cara mengikatkan diri
kepada Tuhan sehingga kita dapat menikmati masa peralihan yaitu habis gelap
terbitlah terang dengan sejahtera.
2. Kedatangan
Tuhan (9:9-10)
Penjelasan:
Kedatangan Tuhan adalah kesukaan besar
bagi umat-Nya. Kedatangan-Nya
menyebabkan kegelapan sirna, sebab Ia sendiri adalah terang. Kedatangan Tuhan diwarnai oleh dua peralihan,
yaitu:
a.
Gema sukacita yang
sangat dari umat-Nya (ayat 9)
b.
Damai (ayat 10)
Penggambaran:
Ketika
seorang presiden berkunjung, pasti sorak-sorai berkumandang dari masyarakat
untuk menyambutnya.
Penegasan:
1.
Kedatangan Tuhan
mengubahkan tangis duka karena penindasan menjadi tangis sukacita.
2.
Kedatangan Tuhan
menyempurnakan pengharapan tentang keselamatan kita.
3.
Kedatangan Tuhan mendatangkan
damai.
Penerapan:
1.
Sudahkah kita dengan
sekuat tenaga bersorak-sorai menyambut kedatangan Tuhan?
2.
Sudahkan kita merasakan
damai dalam hubungan kita kepada sesama atau masih ada permusuhan? Kedatangan Tuhan membawa damai dan untuk itu
mari kita bersama dengan sesama kita.
3. Pemulihan
Tuhan (9:11-10:12)
Penjelasan:
Pemulihan adalah proses untuk kembali
kepada keadaan semula. Setelah Tuhan mendisplinkan umat-Nya, Ia juga memulihkan
mereka. Beberapa hal pelajaran seputar pemilihan Tuhan, yaitu:
1. Pemulihan
Tuhan terjadi karena darah perjanjian (9:11-17), sehingga Ia sendiri yang
bertindak untuk umat-Nya.
2. Pemulihan
Tuhan dapat dinikmati ketika telah mengalami pertobatan (10:9)
3. Cakupan
pemulihan Tuhan bukan hanya pada ekonomi tetapi seutuhnya yaitu fisik dan
mental dimana umat akan dapat menyeberangi lautan kesusahan karena mereka
berjalan di dalam nama-Nya. (10:1-12).
Penggambaran:
Seorang
yang sakit akan dinyatakan sehat ketika ia telah pulih seperti semula.
Penegasan:
1.
Tuhan tidak pernah lupa
dan tidak akan lalui dalam setiap perjanjian.
2.
Pertobatan syarat untuk
kita mengalami pemulihan Tuhan.
3.
Pemulihan Tuhan
mencakup seluruh aspek kehidupan dan menjadikan kita semakin kuat dalam melalui
lautan kesukaran oleh karena kita akan berjalan di dalam nama-Nya.
Penerapan:
1.
Sudahkah kita mengingat
dan menepati janji kita kepada Tuhan atau kita hanya bisa menuntut janji Tuhan
dalam hidup kita?
2.
Sudahkah kita mengalami
pertobatan sehingga dapat menikamti pemulihan Tuhan dan berkat-berkat yang ada
di dalamnya?
Kesimpulan:.
Habis
gelap terbitlah terang, habis menderita pasti ada kebahagiaan. Tuhan tidak hanya serta Erta mendisplinkan
umat-Nya dan membiarkannya, Ia akan membebaskan umat-Nya dari penindasan yang
menyebabkan masa gelap, Ia akan datang menyertai umat-Nya dan untuk memulihkan
umat-Nya, mengantikan tangis duka menjadi tangis sukacita dengan sorak-sorai,
membawa damai dan di dalam nama-Nya umat dapat melalui lautan kesukaran.
Tugas
pendengar:
Sambutlah Tuhan dengan sukacita dari seluruh
kekuatan kita dan berbaliklah kepada-Nya dengan sungguh-sungguh serta
berdamailah seorang akan yang lain. Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar