Minggu, 07 Desember 2014

HABIS GELA TERBITLAH TERANG (ZAKHARIA 9-10)



PENDAHULUAN:
            17 Agustus 1945 adalah hari yang bahagia bagi seluruh rakyat Indonesia.  Kenapa tidak, mengingat kembali ke belakang (sejarah) ada rentang waktu yang mengukir masa gelap bagi bangsa Indonesia yaitu berada dalam penjajahan.  Selama dijajah, masyarakat tidak dapat menikmati kehidupan yang layak.  Salah satunya adalah mereka menikmati hasil bumi mereka seperti seorang pencuri.  Hanya orang-orang tertentu yang dekat dengan penjajah yang dapat menikmati kehidupan bahkan pendidikan yang layak.  Peribahasa “Habis Terang Terbitlah Terang” dapat disepadankan dengan sejarah bangsa ini yaitu setelah menderita berganti dengan kebahagiaan.  Demikian juga dengan sejarah Israel pada Zakaharia 9-10:12, setelah mengalami pendisplinan dari Tuhan yang merupakan masa gela bagi mereka, akhirnya mereka dipulihkan oleh Tuhan. 
            Kedua peristiwa di atas tidak jauh berbeda dengan perjalanan iman kita sebagai orang percaya.  Ada masa-masa gelap yang boleh terjadi untuk kita lalui, apakah itu sakit penyakit, kemerosotan ekonomi, dikhianati atau ditinggalkan orang yang kita kasihi dan lain-lain; namun yang pasti masa gelap itu tidaklah untuk selama-lamanya.  Masa itu akan berlalu pada waktunya dan akan tergantikan oleh terang.  Kita akan belajar dari Firman Tuhan dengan tema “habis gelap terbitlah terang” Zakharia 9-10:12.
Kata Kunci: Gelap terbit Terang.
Isi Khotbah:
Apakah kebenaran-kebenaran yang termuat dalam habis gelap terbitlah terang menurut Zakaharia 9-10:12?
Ada tiga hal kebenaran-kebenaran yang termuat dalam habis gelap terbitlah terang menurut Zakharia 9-10:12, yaitu:
1.      Pembebasan Tuhan (9:1-8)
Penjelasan:
Pembebasan dari kata dasar bebas yaitu tidak terikat/merdeka.  Sedangkan pembebasan adalah prosesnya/caranya.  Tuhan mengadakan pembebasan terhadap umat-Nya, yang ditandai dengan:
a.       Penghukuman, yaitu Tuhan menghukum bangsa-bangsa yang menindas sehingga menyebabkan masa gelap bagi umat-Nya (ayat 1-7).
b.      Penyertaan, yaitu Tuhan ada bersama-sama dengan umat-Nya dan menjadi tentara yang berjaga-jaga untuk menghalau musuh yang ingin menindas umat-Nya (ayat 8)



Penggambaran:
Seorang gembala, ia bersama-sama dengan domba-dombanya dan mengawasinya dari binatang buas yang mau memangsa domba-domba itu.  Ia akan bertarung dan menyebabkan kekalahan kepada binatang buas yang menerkam domba-dombanya.
Penegasan:
Hanya Tuhan yang mampu membebaskan umat-Nya dengan sempurna dari masa-masa gelap akibat penindasan dengan cara Ia sendiri bersama-sama dengan umat-Nya dan menjadi tentara perang yang berjaga-jaga melindungi umat-Nya.
Penerapan:
Mari belajar menggunakan pembebasan yang Tuhan beri dengan cara mengikatkan diri kepada Tuhan sehingga kita dapat menikmati masa peralihan yaitu habis gelap terbitlah terang dengan sejahtera.
2.      Kedatangan Tuhan (9:9-10)
Penjelasan:
Kedatangan Tuhan adalah kesukaan besar bagi umat-Nya.  Kedatangan-Nya menyebabkan kegelapan sirna, sebab Ia sendiri adalah terang.  Kedatangan Tuhan diwarnai oleh dua peralihan, yaitu:
a.       Gema sukacita yang sangat dari umat-Nya (ayat 9)
b.      Damai (ayat 10)
Penggambaran:
Ketika seorang presiden berkunjung, pasti sorak-sorai berkumandang dari masyarakat untuk menyambutnya.
Penegasan:
1.      Kedatangan Tuhan mengubahkan tangis duka karena penindasan menjadi tangis sukacita.
2.      Kedatangan Tuhan menyempurnakan pengharapan tentang keselamatan kita.
3.      Kedatangan Tuhan mendatangkan damai.
Penerapan:
1.      Sudahkah kita dengan sekuat tenaga bersorak-sorai menyambut kedatangan Tuhan?
2.      Sudahkan kita merasakan damai dalam hubungan kita kepada sesama atau masih ada permusuhan?  Kedatangan Tuhan membawa damai dan untuk itu mari kita bersama dengan sesama kita.


3.      Pemulihan Tuhan (9:11-10:12)
Penjelasan:
Pemulihan adalah proses untuk kembali kepada keadaan semula. Setelah Tuhan mendisplinkan umat-Nya, Ia juga memulihkan mereka. Beberapa hal pelajaran seputar pemilihan Tuhan, yaitu:
1.      Pemulihan Tuhan terjadi karena darah perjanjian (9:11-17), sehingga Ia sendiri yang bertindak untuk umat-Nya.
2.      Pemulihan Tuhan dapat dinikmati ketika telah mengalami pertobatan (10:9)
3.      Cakupan pemulihan Tuhan bukan hanya pada ekonomi tetapi seutuhnya yaitu fisik dan mental dimana umat akan dapat menyeberangi lautan kesusahan karena mereka berjalan di dalam nama-Nya. (10:1-12).
Penggambaran:
Seorang yang sakit akan dinyatakan sehat ketika ia telah pulih seperti semula.
Penegasan:
1.      Tuhan tidak pernah lupa dan tidak akan lalui dalam setiap perjanjian.
2.      Pertobatan syarat untuk kita mengalami pemulihan Tuhan.
3.      Pemulihan Tuhan mencakup seluruh aspek kehidupan dan menjadikan kita semakin kuat dalam melalui lautan kesukaran oleh karena kita akan berjalan di dalam nama-Nya.
Penerapan:
1.      Sudahkah kita mengingat dan menepati janji kita kepada Tuhan atau kita hanya bisa menuntut janji Tuhan dalam hidup kita?
2.      Sudahkah kita mengalami pertobatan sehingga dapat menikamti pemulihan Tuhan dan berkat-berkat yang ada di dalamnya?
Kesimpulan:.
Habis gelap terbitlah terang, habis menderita pasti ada kebahagiaan.  Tuhan tidak hanya serta Erta mendisplinkan umat-Nya dan membiarkannya, Ia akan membebaskan umat-Nya dari penindasan yang menyebabkan masa gelap, Ia akan datang menyertai umat-Nya dan untuk memulihkan umat-Nya, mengantikan tangis duka menjadi tangis sukacita dengan sorak-sorai, membawa damai dan di dalam nama-Nya umat dapat melalui lautan kesukaran.


Tugas pendengar:
Sambutlah Tuhan dengan sukacita dari seluruh kekuatan kita dan berbaliklah kepada-Nya dengan sungguh-sungguh serta berdamailah seorang akan yang lain. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar