Jumat, 28 November 2014

Renungan Air Surgawi (NEHEMIA 1:1-11)

JANGAN SEPERTI KACANG LUPA AKAN KULITNYA 
(NEHEMIA 1:1-11)

PENDAHULUAN:
Aku adalah seorang perantau. datang dari sebuah desa yang kecil dipulau yang kecil dalam wilayah Sumatera bagian utara yang berkebangsaan Indonesia.  Desaku disebut "Bawo Za'ua" kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, Propinsi Sumatra Utara.  Aku datang di kota besar dan terpelajar yaitu Semarang-Jawa Tengah untuk menimba ilmu.  Aku berhasil menyelesaikan Strata satu S1 saya dibidang Teologi dan saat ini sedang lanjut Strata Dua S2 masih dibidang yang sama.  Aku sudah melayani dan mendapat tunjangan.  Semua bukan karena aku saja, tetapi karena tangan Tuhan yang bermurah hati kepadaku dan juga tidak lepas dari doa ayah dan ibuku, saudara-saudari di Nias.  Mereka tidak dapat memberi lebih kepadaku secara materi..tetapi doa dan suport mereka kepadaku lebih besar dari harta materi.  Secara manusia, aku nyaman di negeri orang yang aku tempati sekarang.  Namun batinku tidak dapat berdusta bahwa hatiku untuk mereka.  setiap kali aku makan enak, aku ingat mereka.  ada sedih di hatiku.  Setiap kali aku telp, aku tak lupa menanyakan kabar masyarakat desaku dimana aku dilahirkan. Ada satu peribahasa melekat di hatiku "Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri: bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri."

Ada 3 prinsip penting dari seorang Nehemia dalam nats ini, yaitu:
1. Asal-usul adalah identitas yang tak dapat disangkali.
Nehemia berkata "Ketika itu aku ini juru minuman raja."  Nehemia adalah salah seorang tawanan dari Yerusalem dan di bawa ke negeri Persia.  Nehemia beruntung karena dinegeri asing, ia mendapat kedudukan dan penghidupan yang layak dan tergolong mewah karena jabatan yang dipercayakan kepadanya itu.  kendati demikian, Nehemia tidak dapat mengingkari bahwa ia adalah seorang tawanan dari Yerusalem tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan.  Hal ini ditunjukannya dengan tindakan yaitu: memperhatikan saudara-saudara sebangsa dengan dia yang datang di negeri asing dimana ia sendiri ditawan (Persia).  Ia sangat bahagia ketika melihat saudara-saudaranya ini karena ia dapat menanyakan keadaan tempat kelahirannya, kota dimana ia bertumbuh dan dibesarkan, dan ia dapat mengetahui nasib saudara-saudaranya yang sebangsa dengan dia karena peperangan yang terjadi. (ayat 1-3).

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan Yesus, asal-usul kita tidaklah mudah untuk bisa kita lepaskan.  orang akan tetap menanyakan dari mana asal kita.  sebuah kebanggaan jika kita dengan berani mengatakan asal-usul kita.  Jangan pernah kita merasa malu akan hal itu, sebab bagaimanapun kita menyembunyikannya pasti akan kecium juga aslinya.  Karena itu, marilah kita bersama berbangga hati karena asal-usul kita dengan sikap atau perilaku yang membanggakan.  Tuhan Yesus lahir di kota kecil yang di sebut Betlehem.  Namun, kota kecil itu tetap dikenang.  Tuhan punya rencana yang luar biasa terhadap asal-usul kita masing-masing.
2. Menjadi pembela
Setelah nehemia menanyakan kota kelahirannya dan saudara-saudara sebangsa dengan dia, ia begitu terpukul.  ia tidak hanya simpati tetapi ia juga empati.  ia terpukul dengan kabar yang mendukakan hati atas bangsanya.  Ia bertindak dengan berdiri di hadapan Allah menjadi pembela bagi bangsanya yaitu dimana ia duduk menangis dan berkabung selama beberapa hari.  Ia berpuasa dan berdoa (ayat 4-11).  Ada beberapa inti pembelaan Nehemia untuk bangsanya di hadapan Tuhan dalam doa yaitu:
=> Nehemia memulai dengan pengakuan akan kedaulatan Allah.
=> Memohon pengampunan dosa.  Nehemia mengakui dosa bangsanya, keluarganya dan juga dirinya sendiri di hadapan Allah.
=> Nehemia mengingat perjanjian Allah dengan umat (berubah setia akan dicerai beraikan, bila berbalik akan dipulihkan.
=> Mengakui bahwa diri ini bukan milik kita tetapi milik Dia yang telah membebaskan kita.
saudaraku yang terkasih, mampukah kita membayangkan untuk kita dapat memposisikan diri kita dalam posisi Nehemia? Bagaimana tindakan kita? bersungut-sungut, mengeluh, menyalahkan atau tidak mau peduli?
3. Berani ambil resiko meski nyawa taruhan
Nehemia berkata "Ketika itu aku ini juru minuman raja." (ayat 11) identitas ini sangat penting saudaraku.  seorang juru muniman raja dalam hukum pada zaman itu tidak boleh bermuka sedih ketika mengangkat anggur dan menyampaikannya untuk raja, karena jika hal itu terjadi maka hukuman mati tidak dapat terelakan.apakah kesedihan Nehemia mampu ia bendung dihadapan raja? tidak. ia sangat ketakutan saat tugasnya harus dilaksanakan dan raja mengetahui kesedihannya.Ingat saudaraku,  khususnya dalam poin kedua yang telah kita bicarakan telah membuahkan hasil.  Kedaulatan Allah yang diakui Nehemia menimpa raja dengan mewujudkan belaskasihan bukan kemurkaan.
saudaraku, kita lebih banyak berdoa berpusatkan pada diri kita. marilah kita belajar untuk tidak selalu berpusat pada diri kita dalam setiap permohonan kita.  kita masing-masing adalah pembela untuk saudara-saudara sedarah dengan kita, sebangsa dengan kita.  Jangan kita jadikan diri kita seperti kacang  yang lupa akan kulitnya. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

TANDA KASIH ANALISIS ZAKAHARI 9-10



PENGADILAN ATAS BANGSA-BANGSA DI SEKITAR ISRAEL
DAN BERKAT DARI MESIAS
(ZAKHARIA 9-10:12)

A.      Pokok isi/Struktur teks:
Kitab Zakharia 9-10:12 dibuka dengan kalimat “ucapan Ilahi” yang isinya Tuhan Allah sedang menyampaikan firman-Nya kepada bangsa-bangsa di sekitar Israel dan bahkan kepada Israel itu sendiri.  Setidaknya, inti dari ucapan Ilahi dalam pasal 9-10:12 terdiri dari: hukuman, pembelaan Tuhan, kedatangan Tuhan, dan pemulihan.
Secara struktur dapat digambarkan sebagai berikut:
1.  Hukuman Allah bagi bangsa-bangsa lain (9:1-7)
     2.  Allah pengawal/pembela Israel (9:8)
     3.  Tuhan datang sebagai Raja (9:9)
           4.  Tuhan Allah pembawa damai bagi semua bangsa dan berkuasa (9:10)
                 5.  Pemulihan bagi Israel (9:11-17)
                       6.  Israel dihukum karena menolak Allah (10:1-2)
                 11.  Hukuman Allah terhadap gembala “bangsa lain penguasa Israel”
                       (10:3a)
            21.  Allah pengawal/pembela Israel (10:3b)
       31.  Kedatangan Tuhan (10:4)
51.  Pemulihan bagi Israel (10:5-8)
B.       Jenis sastra:
Jenis sastra dalam pasal 9 & 10 lebih mendekat kepada nubuatan yang maknanya dapat dengan mudah dimengerti dan juga ada yang sulit dimengerti karena bersifat apokalipsis (tersembunyi) sehingga diperlukan usaha untuk dapat memahaminya. Contoh nubuatan yang bersifat apokalipsis yang dimaksud terdapat pada pasal 9:10, 14-17.
C.       Analisa terhadap teks:.
ð   9:1 aF'Ûm; (noun common masculine singular construct homonym 2) yaitu: utterance, oracle, massa, burden.  Dalam KJV menggunakan kata “The burden” artinya beban dengan kata keterangan menyusahkan.  Maka, saya mengusulkan terjemahan kata ini menggunakan “oracle atau burden” yaitu: ramalan (nubuat) atau beban. Jadi, “nubuat Firman Tuhan yang dibebankan di negeri Hadrakh….”  Untuk itu, ucapan ilahi yang diterjemahkan oleh LAI dan kemudian diulangi lagi dengan Firman Allah kurang relevan dan mubajir serta menghasilkan kebingungan bagi pembaca.
ð  9:8  ytiyaiîr" (har verb qal perfect 1st person common singular) yaitu: to see, dan kata yn")y[eb (.B. particle preposition   !yI[; noun common both dual construct suffix 1st person common singular) yaitu: an eye. Dalam KJV, kedua kata ini mendapat terjemahan “for now have I seen with mine eyes.”  Maka dapat diterjemahkan menjadi “ untuk itu, sekarang aku telah melihat dengan mataku.” Terjemahan LAI dengan menggunakan kata “mengindahkan” kurang tepat karena teks aslinya menerangkan bahwa yang melihat berada disitu.
ð   9:9 qyDIîc; (adjective masculine singular absolute) yaitu: just, righteous (adil, benar), dan kata [v'ÞAnw> (w> particle conjunction   [vy verb niphal participle masculine singular absolute) yaitu: to be save (memberi keselamatan). Dalam KJV, kata ini mendapat terjemahan “…; he is just, and having salvation” sedangkan NIV mendapat terjemahan “…See, your king comes to you, righteous and having salvation” Maka dapat diterjemahkan “….Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan memberi keselamatan.”  Kata “adil dan jaya” yang diterjemahkan oleh LAI kurang relevan khususnya pada kata “jaya”.  Hal ini dikarenakan teks asli lebih menerangkan tentang keselamatan yang diberikan sebagaimana yang diterjemahkan oleh KJV.
ð   9:10 rh"ßN"miW (w> particle conjunction   !mi particle preposition   rh'n" noun common masculine singular absolute) yaitu: a stream, river. Dalam KJV dan NIV mendapat terjemahan “river”. Maka, terjemahannya adalah “…dari laut sampai ke laut dan dari sungai sampai ke ujung bumi.” Tidak ditemukan kata “Efrat” seperti yang diterjemahkan oleh LAI.
ð  9:11 %teªyrIB.-~d:B. (B. particle preposition   ~D' noun common masculine singular construct   tyrIB. noun common feminine singular construct suffix 2nd person feminine singular) yaitu: blood a covenant (darah perjanjian). Dalam KJV mendapat terjemahan “As for thee also, by the blood of thy covenant” dan NIV “As for you, because of the blood of my covenant with you”.  Maka, dapat diterjemahkan “Tentang darah perjanjianmu….” Kurang tepat jika diterjemahkan “darah perjanjianku” seperti yang diterjemahkan oleh LAI.
ð   9:15 Wtïv'w> (w> particle conjunction   htv verb qal waw consec perfect 3rd person common plural) yaitu: to drink.  Dalam KJV dan NIV menerjemahkan kata ini “drink”.  Wmßh' (hmh verb qal perfect 3rd person common plural) yaitu: to growl. !yIy"+-AmK. (AmK. particle preposition   !yIy: noun common masculine singular absolute) yaitu:  wine.  Dalam KJV mendapat terjemahan “and they shall devour, and subdue with sling stones; and they shall drink, and make a noise as through wine” dan NIV menerjemahkan “….They will drink and roar as with wine”.  Maka dapat diterjemahkan: “…, mereka mengeram seperti minum anggur.”  Tidak ditemukan kata “darah” seperti yang diterjemahkan oleh LAI.
ð  10:1  ~yzI+yzIx] (zyzIx] noun common masculine plural absolute) yaitu: a thunderbolt, lightning flash.  Dalam KJV mendapat terjemahan “bright clouds” dan NIV menerjemahkan “storm clouds”.  Maka, tidak salah jika menggunakan terjemahan “awan-awan” sebagaimana yang digunakan oleh LAI.  
ð  10:3  ~ydIÞWT[;h'-l[;w> (w> particle conjunction   l[; particle preposition homonym 2   h; particle article   dWT[; noun common masculine plural absolute) yaitu: male goat.  Dalam KJV menerjemahkan kata ini “and I punished the goats” dan NIV menerjemahkannya “and I will punish the leaders.” Karena beberapa artikel yang menyertai kata ini, maka dapat diterjemahkan: “…juga aku akan menghukum kambing-kambing jantan itu.”  LAI dan NIV lebih menekankan kepada “pemimpin atau kepala” oleh karena ada kata yang menyertai kata ini yaitu ~y[iroh'(.  Sesungguhnya, kata ini sendiri yang diterjemahkan oleh LAI dan NIV tidak menunjuk kepada kata ini dWT[
ð  10:11  rb;’['w> (w> particle conjunction   rb[ verb qal waw consec perfect 3rd person masculine singular homonym 1) yaitu: to pass over.  ~Y"÷B; (B. particle preposition   h; particle article   ~y" noun common masculine singular absolute) yaitu: sea.   hr"ªc'  (hr'c' noun common feminine singular absolute homonym 1) yaitu: straits, distress.  Ketiga kata yang membentuk satu kalimat ini oleh KJV menerjemahkannya “And he shall pass through the sea with affliction” dan NIV “They will pass through the sea of trouble.”  Sedangkan LAI menerjemahkannya “mereka akan menyeberangi laut Mesir.”  Ada sedikit perbedaan di antara ketiga terjemahan ini yaitu kata ganti orang yang digunakan dan juga nama tempat.  Namun, saya lebih setuju dengan terjemahan KJV karena lebih dekat dengan terjemahan asli secara literal. Maka, kata-kata ini baiknya diterjemahkan menjadi “dan dia akan menyeberangi laut kesusahan itu.”
ð  10:11 `hw")hy> ~auÞn> WkL'_h;t.yI Amàv.biW hw"ëhyB;( ‘~yTir>B;gIw> oleh LAI menerjemahkan kalimat ini menjadi “Aku akan menguatkan mereka, dan mereka akan bermegah di dalam Tuhan, demikianlah firman Tuhan.” Sedangkan KJV menerjemahkannya “And I will strengthen them in the LORD; and they shall walk up and down in his name, saith the LORD.” Dan NIV menerjemahkannya “I will strengthen them in the LORD and in his name they will walk," declares the LORD.”  Secara literal, kalimat ini diterjemahkan “…di dalam nama-Nya mereka akan dijadikan berjalan….”  KJV dan NIV lebih tepat menerjemahkannya yaitu dengan menggunakan “in his name” dari pada LAI yang menerjemahkan “dan mereka akan bermegah di dalam Tuhan”.
D.      Kesimpulan
Kitab Zakaharia 9-10 sedang menjelaskan kasih dan keadilan Allah tidak terpisah.  Setiap pelanggaran ada konsekuensinya.  Allah dapat memakai bangsa asing yaitu bangsa yang tidak mengenal Allah untuk melaksanakan keadilannya dalam setiap pelanggaran yang dibuat oleh yang dikasihi-Nya.  Meskipun demikian, Allah tidak hanya serta merta menjalankan keadilannya berupa hukuman tetapi Ia juga menyediakan pembebasan yang memerdekakan dan memulihkan keadaan.  Allah memakai bangsa asing untuk menjalankan hukuman kepada yang dikasihi-Nya, telah menjadi sarana untuk menghukum mereka juga (bangsa asing itu).
E.       Aplikasi
ð   


  




                 

Senin, 24 November 2014

KHOTBAH MAZMUR 23



BAYANG-BAYANG MAUT
(MAZMUR 23:1-6)
A.    PENDAHULUAN
Penulis William H. Ridgeway mengenang masa kecilnya, yakni ketika ia dan temannya suka memetik buah berry. Setelah keranjang mereka penuh, mereka akan duduk-duduk di samping rel kereta api yang ada di dekat situ. Saat matahari terbenam di barat, sebuah kereta akan lewat dan “menggilas mereka.” Tentu saja monster besi dengan suara menggelegar dan peluitnya yang melengking itu tidak benar-benar menggilas mereka. Hanya bayangannya saja yang lewat dan seolah menggilas mereka. Dengan sabar mereka menanti di situ. Meski sudah tahu bahwa tidak akan ada bahaya yang mengancam, namun mereka tetap gentar sementara lokomotif dan gerbong-gerbongnya datang mendekat. Saat kereta api itu lewat, selama beberapa detik mereka berada dalam bayang-bayangnya. Kemudian bayangan itu pun hilang. Matahari yang hendak terbenam menyinari mereka dengan cahayanya yang keemasan saat mereka berjalan menuju rumah mereka yang penuh kehangatan. Betapa indahnya ilustrasi tentang “berjalan dalam bayang-bayang maut” (Mazmur 23:4) yang dimiliki orang Kristen.
Bapak/Ibu dan saudara/i yang terkasih, mendengar “bayang-bayang maut” tentunnya akan membawa kita pada situasi yang mengerikan dan kita akan berusaha untuk menghindarinya.  “Bayang-bayang maut” yang menjadi perenungan kita saat ini menggambarkan sebuah situasi yang menyesakkan dimana semua jalan telah tertutup dan tidak ada yang dapat diharapkan lagi.  Apa hal ini berupa penderitaan karena sakit penyakit yang mengerikan sehingga semua orang menjauh dari kita (seperti Ayub) atau orang-orang yang kita cintai berbalik menyerang kita bahkan mau mencabut nyawa kita.  Bagaimana tindakkan kita?  Mari bersama belajar kepada Daud yang pernah berada dalam “bayang-bayang maut.”
B.     ISI KHOTBAH
            Mazmur 23:1-6 mengisahkan bagaimana sang pemazmur yaitu Daud sedang menghibur dirinya sendiri oleh karena ia harus menjadi seorang pelarian.  Daud diancam oleh anaknya sendiri yaitu Absalom.  Begitu sesaknya hati Daud oleh karena ia harus berhadapan dengan anaknya yang mau membunuh dia.  Daud mengambil keputusan untuk menghindar dari anaknya, yaitu ia harus pergi meninggalkan istana lewat pintu gerbang belakang yang biasanya dipakai oleh keluarga kerajaan sebagai gerbang pelarian dari tangan musuh. Ironisnya, Daud tidak memilih jalan yang mulus yang sering dilalui oleh orang banyak.  Hanya ada satu jalan yang membuat orang tidak akan mau melewati jalan itu untuk membunuh Daud yaitu berjalan dalam sebuah lembah yaitu lembah kematian (Israel menyebut lembah itu adalah “lembah kematian” karena daerah itu ditumbuhi oleh semak belukar yang tinggi dan lebat dan juga pohon-pohonan yang berduri, apabila itu dilalui maka sudah pasti orang yang melalui lembah itu tidak akan bertahan hidup karena ia akan disayat-sayat oleh semak belukar berduri yang lebat).  Apa yang dilakukan Daud? Apakah ia menangis dan mengerang kesakitan? Jawabnya pasti “ya”.  Tetapi, ada sikap yang istimewa yang ditunjukan oleh Daud saat ia dalam kesesakkan di dalam bayang-bayang maut yaitu: pengakuan yang mantap bahwa TUHAN ADALAH GEMBALAKU.
Keperluan (Relevansi)
1.      Kesesakkan karena himpitan masalah yang seakan-akan berada dalam bayang-bayang maut menjadikan pikiran orang lebih banyak fokus kepada masalah tanpa menyadari bahwa ada Allah yang lebih besar dari masalah apapun.
2.      Orang sering berpikir bahwa Allah tidak peduli atas masalah yang menyesakkan tanpa teringat bahwa Allah adalah Allah yang Immanuel yaitu Allah yang menyertai.
Transisi
Bagaimana seharusnya cara memandang Allah dalam setiap kesesakkan karena himpitan masalah yang membuat orang berada dalam bayang-bayang maut?
Gembala:
Ada empat keuntungan jika memiliki konsep pikir yang benar tentang Allah dan menjadikan-Nya gembala di dalam hidup kita pada saat kita berada dalam bayang-bayang maut akibat masalah yang menyesakkan:
1.      Hidup Berkecukupan (ayat 1-3)
Penjelasan:
a.       Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau (ayat 2)
b.      Ia menyegarkan jiwaku
c.       Ia menuntun aku dijalan yang benar (ayat 3)
Penggambaran:
Kalau kita memperhatikan pengembala kambing atau kerbau, pasti akan mencarikan tempat yang ada rumput yang hijau segar untuk hewan penggembalaannya itu dapat makan, ia juga akan memberi minum dan ia akan menuntun hewan penggembaannya itu untuk berjalan ke arah yang benar.
Penegasan:
Orang yang menjadikan Tuhan adalah gembalanya, maka ia pasti tidak akan kekurangan.  Ia akan hidup berkecukupan baik jasmani maupun rohani meskipun ia sedang berada di dalam bayang-bayang maut akibat masalah yang menyesakkan.

Penerapan:
Mulailah belajar mempercayai Tuhan meskipun sedang berada dalam bayang-bayang maut dan jadikanlah Ia gembalamu.

2.      Hidup Aman dan Nyaman (ayat 4)

Penjelasan:
a.       Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya
Sebab Tuhan besertaku
b.      Gada-Mu dan Tongkat-Mu, Itulah yang menghibur aku
Penggambaran:
Induk ayam dan anak-anak ayam.  Anak-anak ayam tidak takut untuk berjalan mencari makan meskipun ada elang yang mengawasi dari atas untuk memangsa.  Anak-anak ayam sangat yakin bahwa induk mereka juga selalu mengawasi dan akan memberi isyarat bahaya dan siap-siap mengembangkan sayapnya untuk melindungi anak-anaknya dari sipemangsa.
Penegasan:
Orang yang menjadikan Tuhan adalah gembalanya, maka ia pasti aman dan nyaman baik secara fisik maupun rohani.  ia akan terlindungi dari bayang-bayang maut akibat masalah yang menyesakkan.  Ia pasti tidak akan tersesat karena Gada Tuhan akan menariknya kembali berjalan pada jalan yang benar dan tongkat Tuhan akan mengarahkannya dijalan yang benar.
Penerapan:
Mulailah membangun dasar keyakinan yang kokoh dengan benar terhadap Tuhan.
3.      Hidup Berkemenangan (ayat 5)

Penjelasan:
a.       Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan lawanku
b.      Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak
c.       Pialaku penuh melimpah.
Penggambaran:
Seorang raja yang pergi di medan peperangan tidaklah sangat aktif untuk langsung berperang.  Yang berperang dengan sangat aktif adalah panglima-panglimanya.  Jika mereka menang, maka yang disorak-sorakkan adalah raja bukan panglima perangnya.  Sesungguhnya, yang menyebabkan kemenangan adalah panglima perang.  Ia berjuang mempertaruhkan nyawa di medan perang untuk meraih kemenangan.

Penegasan:
Orang yang menjadikan Tuhan adalah gembalanya, pasti hidup berkemenangan.  Tuhan yang akan berjalan di depannya dan menjadi panglima perang.  Ia pasti merayakan kemenagannya atas bayang-bayang maut yang terkalahkan oleh karena Tuhan.
Penerapan:
Belajar mengandalkan Tuhan dan jadikanlah Ia panglima perang dalam kehidupanmu.
4.      Hidup Damai (ayat 6)

Penjelasan:
a.       Kebajikan dan kemurahan akan mengikuti aku seumur hidupku
b.      Diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Penggambaran:
Seekor induk burung dan anak-anaknya yang menikmati kebersamaan tanpa menghiraukan tebing yang curam dan ombak yang bergelora di tempat mereka berada.
Penegasan:
Orang yang menjadikan Tuhan adalah gembalanya, pasti menikmati kehidupan yang damai meskipun berada dalam bayang-bayang maut karena masalah yang menghimpit.  Anugrah Tuhan selalu melimpah dan menyertainya bahkan ia dapat hidup dalam persekutuan dengan Tuhan.
Penerapan:
Mulailah membangun persekutuan dengan Tuhan.
C.       PENUTUP
Bayang-bayang maut bukanlah hal yang menakutkan. Kuncinya adalah miliki cara pandang yang benar tentang Allah dalam kondisi yang memposisikan anda berada dalam bayang-bayang maut.  Tidak ada masalah yang lebih besar dari Allah yang Maha Besar. Amin.