JANGAN SEPERTI KACANG LUPA AKAN KULITNYA
(NEHEMIA 1:1-11)
PENDAHULUAN:
Aku adalah seorang perantau. datang dari sebuah desa yang kecil dipulau yang kecil dalam wilayah Sumatera bagian utara yang berkebangsaan Indonesia. Desaku disebut "Bawo Za'ua" kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, Propinsi Sumatra Utara. Aku datang di kota besar dan terpelajar yaitu Semarang-Jawa Tengah untuk menimba ilmu. Aku berhasil menyelesaikan Strata satu S1 saya dibidang Teologi dan saat ini sedang lanjut Strata Dua S2 masih dibidang yang sama. Aku sudah melayani dan mendapat tunjangan. Semua bukan karena aku saja, tetapi karena tangan Tuhan yang bermurah hati kepadaku dan juga tidak lepas dari doa ayah dan ibuku, saudara-saudari di Nias. Mereka tidak dapat memberi lebih kepadaku secara materi..tetapi doa dan suport mereka kepadaku lebih besar dari harta materi. Secara manusia, aku nyaman di negeri orang yang aku tempati sekarang. Namun batinku tidak dapat berdusta bahwa hatiku untuk mereka. setiap kali aku makan enak, aku ingat mereka. ada sedih di hatiku. Setiap kali aku telp, aku tak lupa menanyakan kabar masyarakat desaku dimana aku dilahirkan. Ada satu peribahasa melekat di hatiku "Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri: bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri."
Ada 3 prinsip penting dari seorang Nehemia dalam nats ini, yaitu:
1. Asal-usul adalah identitas yang tak dapat disangkali.
Nehemia berkata "Ketika itu aku ini juru minuman raja." Nehemia adalah salah seorang tawanan dari Yerusalem dan di bawa ke negeri Persia. Nehemia beruntung karena dinegeri asing, ia mendapat kedudukan dan penghidupan yang layak dan tergolong mewah karena jabatan yang dipercayakan kepadanya itu. kendati demikian, Nehemia tidak dapat mengingkari bahwa ia adalah seorang tawanan dari Yerusalem tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Hal ini ditunjukannya dengan tindakan yaitu: memperhatikan saudara-saudara sebangsa dengan dia yang datang di negeri asing dimana ia sendiri ditawan (Persia). Ia sangat bahagia ketika melihat saudara-saudaranya ini karena ia dapat menanyakan keadaan tempat kelahirannya, kota dimana ia bertumbuh dan dibesarkan, dan ia dapat mengetahui nasib saudara-saudaranya yang sebangsa dengan dia karena peperangan yang terjadi. (ayat 1-3).
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan Yesus, asal-usul kita tidaklah mudah untuk bisa kita lepaskan. orang akan tetap menanyakan dari mana asal kita. sebuah kebanggaan jika kita dengan berani mengatakan asal-usul kita. Jangan pernah kita merasa malu akan hal itu, sebab bagaimanapun kita menyembunyikannya pasti akan kecium juga aslinya. Karena itu, marilah kita bersama berbangga hati karena asal-usul kita dengan sikap atau perilaku yang membanggakan. Tuhan Yesus lahir di kota kecil yang di sebut Betlehem. Namun, kota kecil itu tetap dikenang. Tuhan punya rencana yang luar biasa terhadap asal-usul kita masing-masing.
2. Menjadi pembela
Setelah nehemia menanyakan kota kelahirannya dan saudara-saudara sebangsa dengan dia, ia begitu terpukul. ia tidak hanya simpati tetapi ia juga empati. ia terpukul dengan kabar yang mendukakan hati atas bangsanya. Ia bertindak dengan berdiri di hadapan Allah menjadi pembela bagi bangsanya yaitu dimana ia duduk menangis dan berkabung selama beberapa hari. Ia berpuasa dan berdoa (ayat 4-11). Ada beberapa inti pembelaan Nehemia untuk bangsanya di hadapan Tuhan dalam doa yaitu:
=> Nehemia memulai dengan pengakuan akan kedaulatan Allah.
=> Memohon pengampunan dosa. Nehemia mengakui dosa bangsanya, keluarganya dan juga dirinya sendiri di hadapan Allah.
=> Nehemia mengingat perjanjian Allah dengan umat (berubah setia akan dicerai beraikan, bila berbalik akan dipulihkan.
=> Mengakui bahwa diri ini bukan milik kita tetapi milik Dia yang telah membebaskan kita.
saudaraku yang terkasih, mampukah kita membayangkan untuk kita dapat memposisikan diri kita dalam posisi Nehemia? Bagaimana tindakan kita? bersungut-sungut, mengeluh, menyalahkan atau tidak mau peduli?
3. Berani ambil resiko meski nyawa taruhan
Nehemia berkata "Ketika itu aku ini juru minuman raja." (ayat 11) identitas ini sangat penting saudaraku. seorang juru muniman raja dalam hukum pada zaman itu tidak boleh bermuka sedih ketika mengangkat anggur dan menyampaikannya untuk raja, karena jika hal itu terjadi maka hukuman mati tidak dapat terelakan.apakah kesedihan Nehemia mampu ia bendung dihadapan raja? tidak. ia sangat ketakutan saat tugasnya harus dilaksanakan dan raja mengetahui kesedihannya.Ingat saudaraku, khususnya dalam poin kedua yang telah kita bicarakan telah membuahkan hasil. Kedaulatan Allah yang diakui Nehemia menimpa raja dengan mewujudkan belaskasihan bukan kemurkaan.saudaraku, kita lebih banyak berdoa berpusatkan pada diri kita. marilah kita belajar untuk tidak selalu berpusat pada diri kita dalam setiap permohonan kita. kita masing-masing adalah pembela untuk saudara-saudara sedarah dengan kita, sebangsa dengan kita. Jangan kita jadikan diri kita seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Tuhan Yesus memberkati kita semua.