Selasa, 18 November 2014

SIAPAKAH ROH KUDUS (WHO IS HOLLY SPIRIT?)



 SIAPAKAH ROH KUDUS?

            Roh Kudus adalah salah satu oknum Tritunggal, yang memiliki derajat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak.  Salah satu data Alkitab yang menjelaskan konsep kesetaraan derajat antara Allah Roh Kudus, Allah Bapa dan Allah Anak adalah penjelasan Tuhan Yesus dalam Amanat Agung yaitu “… dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19).  Kata Tritunggal yang dipakai adalah untuk menjelaskan bahwa Allah yang memiliki tiga pribadi yang dikenal berdasarkan pernyataan Alkitab yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus, adalah memiliki hakikat yang sama.  “Dalam istilah teologi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus itu “homoousios” dari hakikat atau zat yang sama, bukannya “homoiousios” dari hakikat atau zat yang serupa atau mirip.”[1]
             Hubungan tiga oknum (pribadi) yang mempunyai hakikat atau zat yang sama adalah bukan menjelaskan hubungan yang sama dalam arti secara jasmani (zat) seperti manusia atau benda, melainkan berhubungan dengan kekekalan yaitu Allah Bapa yang dikenal dari kekal sampai kekal demikian juga dengan Allah Anak (Putra atau Yesus) dan Roh Kudus.  Paul E. Little menjelaskan ungkapan “yang keluar dari Bapa” yang dikutip dari pernyataan Tuhan Yesus untuk menjelaskan pribadi yang lain (Roh Kudus) yang akan datang nanti setelah Yesus terangkat yaitu “Penghibur atau Roh Kebenaran” (Yoh. 15:26) adalah: “tidak menunjukan adanya ketidaksetaraan antara pribadi-pribadi Tritunggal, dan juga tidak menunjukan adanya suatu penciptaan atau awal keberadaan (eksistensi), tetapi ungkapan itu menunjukan adanya hubungan yang kekal dengan Allah Bapa.”[2]
             Roh Kudus bukanlah merupakan sebuah pengaruh atau kuasa, melainkan Dia adalah oknum dari salah satu oknum ketritunggalan.  Dikatakan sebagai satu pribadi karena Roh Kudus memiliki semua ciri kelengkapan kepribadian, yaitu: “Roh Kudus mempunyai intelegen (1Kor. 2:10-11), mempunyai perasaan (Ef. 4:30), dan mempunyai kehendak (1Kor. 12:11).”[3]  Roh Kudus mempunyai pikiran terlihat karena Roh Kudus dapat mengetahui pikiran-pikiran Allah dan menanamkan pengetahuan pikiran-pikiran Allah kepada orang percaya (1Kor. 2:10-12), mempunyai perasaan dapat dilihat pada kenyataan bahwa Roh Kudus dapat didukakan (Ef. 4:30), dan mempunyai kehendak terlihat pada tindakan Roh Kudus yang membuat keputusan dengan maksud untuk memberikan karunia rohani kepada tiap-tiap orang percaya (1Kor. 12:11).
Lukas menuliskan dalam Kisah Para Rasul bahwa Roh Kudus memimpin atau mengatur (Kis. 8:29; 10:19-20; 13:2,4).  Tuhan Yesus juga menjelaskan bahwa Roh Kudus yang diutus akan menginsafkan (Yoh. 16:8) dan akan mengajar orang percaya (Yoh. 14: 26).  Ada banyak lagi tindakan-tindakan Roh Kudus yang dinyatakan dalam Alkitab, yang membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi bukan suatu pengaruh.  Menurut Ryrie “seluruh aktivitas Roh Kudus yang hanya dapat dilakukan oleh satu pribadi seperti mengajar, menginsafkan dan lain-lain, membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi bukan penjelmaan atau pengaruh.”[4]
              Roh Kudus sering dihubungkan dengan menggunakan lambang-lambang seperti: merpati, angin, api, air, dan minyak di dalam Alkitab merupakan dasar yang membuat orang meragukan atau kabur dan sulit untuk memahami akan Roh Kudus sebagai satu pribadi.”[5]  Sesungguhnya, lambang-lambang yang ditunjukan kepada Roh Kudus adalah merupakan sebuah kiasan yang menjelaskan bahwa Roh Kudus memiliki sifat yang lemah lembut, Roh Kudus dapat dirasakan dan memberi kehidupan serta kekuatan, Roh Kudus menyucikan atau menguduskan, dan Roh Kudus menyegarkan.  Tidak mengandung arti bahwa Roh Kudus bukan satu pribadi tetapi suatu kuasa atau pengaruh.  Sebab Yesus sendiri menggunakan lambang-lambang yang tidak digunakan kepada satu pribadi seperti air hidup, pokok anggur dan roti hidup, tetapi lambang-lambang itu tertuju kepada diri Yesus.  Paul E. Little menerangkan bahwa “Kepribadian bukanlah istilah yang sempurna untuk dipergunakan bagi Allah, tetapi istilah itu sedikitnya dapat melukiskan tabiat Roh Kudus, bahwa Roh Kudus memiliki pikiran, perasaan dan kehendak, yang menjelaskan satu pribadi.”[6]
Injil Yohanes mencatat pernyataan Tuhan Yesus yang menerangkan bahwa Roh Kudus sebagai satu pribadi, yaitu “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan menginsafkan dunia…”  Penggunaan Kata “Ia” dalam kata Yunani “ekeinos” menunjukkan jenis kelamin laki-laki atau maskulin yang hanya dipakai untuk pribadi, dihubungkan dengan “pneuma” atau “Roh” berjenis kelamin netral.”[7]  Dengan demikian, jelas bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi bukan merupakan suatu kuasa atau pengaruh.


[1] Tony Evans, Janji Allah (Jakarta: Immanuel, 1999), 17.
[2] Paul E. Little, Kutahu Yang Kupercaya (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 100.
[3] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar-2 (Yogyakarta: ANDI, 2006), 110
[4] Ibid., 110.
[5] Gordon D. Fee, Paulus, Roh Kudus dan Umat Allah (Malang: Gandum Mas, 2004), 46.
[6] Little, 94.
[7] Ade Kolinus TB, Baptisan Roh Kudus (Bandung: Kalam Hidup, 2000), 23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar